Anak didik, pernahkah Anda mendengar
pembacaan laporan kegiatan kemudian memberikan penilaian? Laporan kegiatan
merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pada pembelajaran ini, Anda akan diajak berlatih mendengarkan pembacaan laporan
tersebut. Tentunya Anda masih ingat pelajaran tentang paragraf. Untuk menambah
pengetahuan, Anda pun akan diajak berlatih menulis paragraf deduktif dan
induktif. Lalu, dalam bidang kesastraan, Anda akan memelajari kembali puisi terjemahan, bagaimana sikap
yang ditunjukkan penyair dalam penulisannya serta memberikan penilaian
terhadapnya. Sedangkan pada aspek kebahasaan, Anda akan memelajari bagaimana
penerapan jenis-jenis kalimat.
A.
MENDENGARKAN LAPORAN KEGIATAN
Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya laporan kegiatan merupakan bentuk pertanggungjawaban dari
pelaksanaan kegiatan. Selain itu, laporan ditulis sebagai dokumentasi terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan. Berikut ini disajikan laporan kegiatan yang
dilaksanakan para siswa. Salah satu teman Anda membacakannya di depan kelas
sedangkan teman yang lain mendengarkan dengan seksama sambil menutup buku.
Laporan Perjalanan Wisata ke Bali
Untuk mengisi liburan yang bertepatan dengan hari
libur nasional, kelas kami mengadakan kunjungan wisata ke Bali. Kunjungan
tersebut berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 1-2 Februari 2008. Biaya
yang dibutuhkan untuk keperluan wisata sebesar Rp 15.000.000,00. Biaya sebesar
itu dibebankan kepada peserta wisata. Karena jumlah peserta sebanyak 50 orang,
untuk menutup keperluan uang sejumlah tersebut, setiap peserta terbebani biaya
Rp 300.000,00. Karena sifatnya studi wisata, kami juga mengadakan kunjungan
studi ke SMA I Bali. Dalam acara tersebut, kami mengadakan tukar pendapat,
berbagi pengalaman, dan bertukar informasi mengenai sekolah kami masing-masing.
Melalui acara itu kami, memeroleh informasi yang berharga dan menambah wawasan
tentang pengetahuan serta memperluas pergaulan. Setelah acara studi selesai, kami
melanjutkan perjalanan ke objek wisata Pasar Seni dan Bedugul, dan seterusnya
menginap di hotel. Pada hari kedua di Bali, kami mengunjungi objek wisata
Sanur, Kute, Besakih, dan Istana Tampaksiring.
Kunjungan yang berlangsung selama
dua hari tersebut tampaknya cukup melelahkan. Hal ini dikarenakan dalam waktu
singkat harus mengunjungi beberapa objek wisata. Acara yang kami laksanakan
cukup lancar dan membuat kami gembira dalam perjalanan pulang. Bali ternyata
indah karena objek wisata dan masyarakatnya yang ramah serta sopan. Kami sangat
terkesan dengan pulau dewata itu. Yogyakarta, 6 Februari 2008
(Herlina Riyanti)
Menganalisis
dan Menilai Laporan
Saat mendengarkan laporan yang
dibacakan teman Anda, Anda harus menyiapkan peralatan tulis yang berfungsi
untuk mencatat pokok-pokok dalam laporan tersebut. Bila yang diperdengarkan
laporan perjalanan, maka hal-hal yang perlu dicatat sebagai berikut:
a.
tujuan perjalanan
b.
waktu perjalanan, biaya yang diperlukan, dan
transportasi yang digunakan
c.
hasil perjalanan
dari keberangkatan sampai pulang. Dapat pula dikemukakan kesan selama dalam
perjalanan berangkat hingga pulang.
Berdasarkan unsur-unsur tersebut,
Anda dapat melakukan analisis. Selanjutnya, bagaimanakah menilai sebuah
laporan? Setelah Anda menganalisis kelengkapan unsur-unsur tersebut, berikanlah
penilaian. Selain terhadap unsur-unsur tersebut, penilaian juga diberikan
terhadap penggunaan bahasa (lisan). Apakah penerapannya sudah sesuai dengan
penggunaan bahasa yang baik atau belum. Bagaimanakah struktur penulisannya,
apakah sudah tertata dengan baik. Berikanlah penilaian seobjektif mungkin
dengan tujuan demi perbaikan laporan tersebut.
B.
PARAGRAF
INDUKTIF DAN DEDUKTIF
1. Silogisme dan Entimen
Masih ingatkah Anda dengan
pengertian paragraf deduktif? Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali
dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan
pernyataan yang lebih khusus. Pernyataan ini dapat dijabarkan lebih lanjut agar
Anda lebih memahaminya dengan menampilkan kalimat terlebih dahulu kemudian
kalimat penjelas.
Penjelas dapat berupa bukti yang
dapat menguatkan sebuah kebenaran. Bukti dapat diambil dari hasil pengamatan
atau penelitian.
Paragraf ini terbagi menjadi dua.
Perhatikan uraian berikut:
a.
Silogisme
Silogisme merupakan cara berpikir yang bertolak dari
satu atau lebih premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului, untuk
menarik suatu kesimpulan menurut prinsip-prinsip logis perlawanan dan
pendasaran yang mencukupi. Silogisme merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan
apabila seseorang menyusun suatu argumentasi. Silogisme terbagi menjadi dua
yaitu:
1)
Silogisme Golongan/Kategori
Perhatikan Penjelasan berikut:
a) Premis Umum :
(= PU) menyatakan semua anggota golongan tertentu (= A) memiliki sifat
tertentu (= B).
b) Premis Khusus : (= K) menyatakan bahwa sesuatu atas
seseorang itu (= C) adalah anggota golongan tertentu itu (= A). Simpulan: (= K)
menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (= C) memiliki sifat atau hal
tersebut pada B (= B).
Bila dirumuskan sebagai berikut: PU: Semua A = B
PK: C =
A K : C = B
2)
Silogisme Negatif
Silogisme negatif ditandai dengan menggunakan kata
tidak atau bukan pada premis atau kesimpulan. Apabila salah satu premis dalam
silogisme bersifat negatif, kesimpulannya pun akan bersifat negatif pula. Bila
dirumuskan sebagai berikut:
a)
PU :
Semua AB 1.PU : Semua AB
PK : C = A PK : C = A K : C = B K :
C =
b)
PU : Semua A=B
2.PU : Semua A=B
PK : C ¹ A PK : C ¹ A K : C ¹ B K : C ¹ B
b.
Entimen
Entimen adalah silogisme yang
diperpendek. Dalam percakapan sehari-hari, suatu silogisme sering diperpendek
yakni tanpa menyebutkan premis umum. Pernyataan langsung dikemukakan kesimpulan
dengan premis khusus sebagai penyebabnya.
Bila dirumuskan sebagai berikut:
Entimen = C = B, karena C = A
C.
MENDENGARKAN PUISI TERJEMAHAN
Bila pada pelajaran yang lalu Anda
telah berlatih menentukan unsur-unsur dan membandingkankannya dengan puisi
Indonesia, sekarang Anda akan berlatih menganalisis sikap penyir dan penghayatannya
terhadap puisi terjemahan.
Sebelumnya, dengarkan terlebih
dahulu pembacaan puisi terjemahan oleh salah seorang teman Anda.
Dengarkanlah dengan seksama sambil
menutup buku agar lebih berkonsentrasi!
(Puisi pertama)
Seorang anak berpakaian permai, kalung permata di
lehernya, tak
senang lagi dalam bermain.
Pakaiannya menghalangi dia dalam tiap-tiap langkahnya.
Takutkan koyak dan kotor ia tak berani bersama yang
lain,
Sedang bergerak pun ia tak berani.
Benda rantai hiasmu tidak kami sukai,
jika rantai hias itu memisahkan kami dari bumi yang
sehat,
jika ia mengambil hak kami untuk masuk
keperalatan
hidup manusia yang besar ini.
(puisi kedua)
O gila!
Engkau mencoba mengangkat dirimu dengan bahumu
sendiri.
O peminta!
Engkau datang meminta ke pintumu sendiri.
Percayalah
segala beban pada tangan-Nya.
Ia dapat
menanggung segala-gala.
Dan janganlah
takut akan sesalan.
Keinginan tuan segera mematikan cahaya pelita
yang diusapkannya dengan napasnya.
Keinginan tiada suci-jangan terima hadiah dari
tangannya najis.
Hanya terima apa yang diberikan dengan kasih
kudus.
(Kesusastraan Indonesia Modern, 1985:162)
1. Menentukan Sikap Penyair
Seperti yang Anda ketahui bahwa
setiap karya sastra mewakili pandangan hidup pengarangnya. Di dalamnya memuat
berbagai macam ideologi, kepentingan, harapan, dan lain sebagainya yang
merupakan perwujudan dari diri pengarangnya.
Coba Anda perhatikan nukilan sajak
berikut yang merupakan terjemahan Taufik Ismail dari penyair Boris Pasternak
yang berjudul “Batasan Sajak”.
Sajak adalah siul melengking curam
Sajak adalah gemertak kerucut salju beku
Sajak adalah daun-daun menges sepanjang malam
Sajak adalah dua ekor burung malam menyanyikan duel
Sajak adalah manis kacang kapri mencekik mati
Sajak adalah air mata dunia di atas bahu
(Sumber: Putu Arya Tirtawirya, 1982)
Berdasarkan puisi di atas,
penyair ingin menyatakan sikapnya terhadap batasan/pengertian sajak. Dia
memaknai sajak sebagai sesuatu yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata
indah. Ia banyak menampilkan kata-kata yang terasa mengerikan seperti siul melengking namun curam, dua ekor burung menyanyikan lagu duel atau
seperti kacang kapri yang manis namun membuat kematian, dan perumpamaan lain.
Penyair lain, seperti Tagore pun memiliki sikap yang
tegas dalam memandang dunia. Ia ingin hidup dengan penuh keselarasan dan
keharmonisan. Walaupun cintanya besar kepada Tuhan, ia tidak mau membelakangi
hal-hal duniawi.
2. Menilai
Penghayatan
Bagaimana penghayatan seorang penyair terhadap
puisi yang ditulisnya, tentu tidak diragukan, karena puisi merupakan cetusan
hati/ungkapan perasaan penyair.
Anda dapat mengamati kembali puisi
“Tukang Kebun” di mana Penyair memiliki penghayatan yang dalam terhadap
cintanya kepada alam dan kepada Tuhan yang telah menganugerahkan alam kepada
manusia.
Ya, tahu aku,
ini hanyalah kasih-Mu semata-mata, o kekasih hatiku! Cahaya emas yang menari di
atas daun, awan yang tiada bertuju ini, yang berlayar di atas langit, angin
yang menyisir lalu yang mengusap sejuk keningku.
(Terjemahan: Amal Hamzah dalam Tukang Kebun,
1976:8)
D.
JENIS KALIMAT SECARA PARAGMATIK
Pragmatik merupakan cabang ilmu
bahasa yang berusaha mengungkapkan maksud yang berada di balik sebuah tuturan.
Hal-hal yang dibahas adalah unsur- unsur di luar bahasa, seperti latar belakang
penutur dan mitra penutur, situasi, waktu terjadinya atau tingkat pendidikan
dan umur si penutur.
Pragmatik sangat memperhatikan konteks
(situasi) tuturan sehingga untuk menciptakan komunikasi yang baik sangat
memperhatikan prinsip kerja sama agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Kosa Kata Bahasa Jawa :
cetha wela-wela : sangat jelas
moso to : apa iya
gek pripun : lalu bagaimana
burem : buram, tidak jelas
pating dlemok : berceceran
ndlewer : menetes
semi : setengah, separuh
keresap : meresap
katutan gabah-gabah : terikut kulit
beras padha : sama
ning : tapi, tetapi
Londo : Belanda
1. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat
Persetujuan/Tidak Setuju
Seperti yang telah dipaparkan di atas
bahwa keterampilan menggunakan bahasa yang sesuai, selaras, dan serasi dengan
faktor-faktor situasi disebut dengan keterampilan pragmatik. Pemilihan kata,
pembentukan frase, penyusunan kalimat dengan panjang-pendeknya, penyusunan
alinea dengan panjang-pendeknya, dan segi-segi bahasa yang lain- semuanya perlu
diterapkan menurut situasinya.
Demikian pula saat orang berbicara, beropini
ada kalanya kita tidak setuju/ setuju dengan opini tersebut. Namun,
pengungkapan atas persetujuan/tidak setuju hendaknya menggunakan kalimat yang
baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Kalimat persetujuan biasanya berisi
ungkapan persetujuan kita terhadap sebuah pendapat/perlakuan/pernyataan orang
atau berisi rasa bangga sehingga menimbulkan kesatuan pendapat. Selain itu,
bersifat bebas, sedangkan kalimat tidak setuju merupakan kebalikannya.
Perhatikan pernyataan berikut:
a. Kalau demikian keputusannya, saya
setuju!
b. Saya tidak setuju dengan keputusan
tersebut!
2. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat yang
Menyatakan Penolakan/Sanggahan
Kalimat penolakan adalah kalimat yang
digunakan untuk menolak pernyataan/perlakuan/opini orang lain. Bila Anda
menolak, susunlah kalimat tersebut sehingga tidak menyinggung perasaan orang
lain.
Perhatikan contoh penolakan di bawah
ini!
a. Saya sangat keberatan dengan
pernyataan Anda tadi!
b. O, terima kasih. Saya sudah
memiliki buku sendiri.
3. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat yang
Menginformasikan dan Menanyakan Sesuatu
Memberikan/menginformasikan sesuatu
hendaknya memilih kata-kata yang sifatnya netral dan tidak bermakna
ambigu/ganda sehingga informasi yang disampaikan dapat sampai kepada orang
kedua dan tidak menyimpang. Dalam penulisannya pun, kalimat berita ini diakhiri
dengan tanda baca titik (.) dan pelafalannya datar.
Perhatikan!
a. Kesehatan sangat mahal harganya. Oleh sebab
itu jagalah pola makan yang baik dan benar.
b. Membeli obat generik sangat
bermanfaat bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.
Kalimat yang digunakan untuk
menanyakan sesuatu dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca tanya (?) dan
bila dituliskan, intonasinya turun. Coba Anda perhatikan!
4. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat
yang Digunakan untuk Menanyakan Sesuatu
Kalimat yang digunakan untuk
menanyakan sesuatu dapat menggunakan kata tanya seperti apa, siapa, mengapa,
dan sebagainya dan diakhiri dengan tanda baca tanya (?). Kalimat tersebut
disebut kalimat tanya.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini!
a. Mengapa akhir-akhir ini negara
kita jauh dari rasa aman?
b. Apa yang Anda pikirkan tentang hal
ini?
c. Siapa yang harus bertanggung
jawab? Kalimat tanya juga bisa menggunakan partikel -kah.
d. Bisakah Anda menjawabnya?
e. Tidakkah Anda berpikir untuk
mencari solusinya?
5. Mengidentifikasi dan Menyusun Kalimat agar
Pihak Kedua Melakukan Sesuatu
Kalimat yang bertujuan agar orang kedua
melakukan sesuatu dapat dikategorikan ke dalam kalimat direktif.
Perhatikan ilustrasi berikut!
a. Bukakan jendela kamar ini agar
udara bisa masuk!
b. Tuliskan dengan bahasa yang benar!
c. Sertakanlah ilustrasinya!
d. Susunlah ke dalam kalimat yang
baik!
Bila Anda cermati ke-4 ilustrasi di atas akan
Anda temukan karakteristik kalimat direktif yang berupa KK + akhiran -kan, KK +
akhiran -kan + partikel -lah untuk
memperhalus isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar